Serangga pengganggu yang sering kita jumpai di rumah tangga,
diantaranya adalah nyamuk, kecoa, lalat, dan semut. Nyamuk adalah serangga
pengganggu di rumah tangga yang paling dominan terutama di kota-kota dataran
rendah. Oleh karena itu anti nyamuk (obat nyamuk) merupakan bahan yang
diperlukan masyarakat sehari-hari. Anti nyamuk dikemas sesuai dengan cara-cara
aplikasinya; ada yang dibakar, difumigasi secara elektrik, dioleskan pada permukaan
kulit, dan disemprotkan. Khasiat dari bahan pengusir atau pembasmi serangga
ditentukan oleh bahan kimia (bahan aktif) yang terkandung di dalamnya. Transflutrin
adalah salah satu contoh bahan aktif anti nyamuk berbentuk padatan lingkar
berwarna hijau. Anti nyamuk bakar ini diambil khasiatnya melalui asapnya yang menyebar
ke seluruh ruangan. Kamu dapat mengidentifikasi
bahan kimia aktif yang terkandung pada setiap anti nyamuk yang beredar di masyarakat
dimana kamu tinggal.
Pestisida meliputi semua jenis obat
(zat/bahan kimia) pembasmi hama
yang ditujukan untuk melindungi tanaman dari serangan serangga, jamur, bakteri,
virus, tikus, bekicot, dan nematoda (cacing). Pestisida yang biasa digunakan
para petani dapat digolongkan menurut fungsi dan sasaran penggunaannya, yaitu:
a.
Insektisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga, seperti belalang,
kepik, wereng, dan ulat. Beberapa jenis insektisida juga dipakai untuk
memberantas sejumlah serangga pengganggu yang ada di rumah, perkantoran, atau
gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh insektisida adalah
basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, dan diazinon. merupakan
contoh produk insektisida untuk memberantas nyamuk.
b.
Fungisida, yaitu pestisida yang dipakai untuk memberantas dan mencegah
pertumbuhan jamur atau cendawan. Bercak yang ada pada daun, karat daun, busuk
daun dan cacar daun disebabkan oleh serangan jamur. Beberapa contoh fungisida
adalah tembaga oksiklorida, tembaga(I) oksida, karbendazim, organomerkuri, dan
natrium dikromat.
c.
Bakterisida, yaitu pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Pada
umumnya, tanaman yang sudah terserang bakteri sukar untuk disembuhkan. Oleh
karena itu, bakterisida biasanya diberikan kepada tanaman yang masih sehat.
Salah satu contoh dari bakterisida adalah tetramycin,
sebagai pembunuh virus CVPD yang menyerang tanaman jeruk.
d.
Rodentisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa hewan pengerat, seperti
tikus. Rodentisida dipakai dengan cara mencampurkannya dengan makanan kesukaan
tikus. Dalam meletakkan umpan tersebut harus hati-hati, jangan sampai termakan
oleh binatang lain. Contoh dari pestisida jenis ini adalah warangan.
e.
Nematisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman jenis cacing (nematoda). Hama jenis cacing
biasanya menyerang akar dan umbi tanaman. Oleh karena pestisida jenis ini dapat
merusak tanaman maka pestisida ini harus sudah ditaburkan pada tanah tiga
minggu sebelum musim tanam. Contoh dari pestisida jenis ini adalah DD, vapam,
dan dazomet.
f.
Herbisida, yaitu pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu
(gulma), seperti alang-alang, rerumputan, dan eceng gondok. Contoh dari
herbisida adalah ammonium sulfonat dan pentaklorofenol.
Salah satu insektisida pembasmi nyamuk yang beredar di pasaran.
Bahan pembasmi serangga disebut juga insektisida. Serangga di
rumah atau di kantor yang paling sering menggangu dan menjadi sasaran
utama pembasmi serangga adalah nyamuk. Selain itu, berbagai jenis
serangga lain seperti semut, kecoa, lipas, lalat, dan kutu busuk, juga
merupakan sasaran pembasmi serangga.
Bahan pembasmi serangga tergolong zat yang bersifat racun. Zat ini
tidak hanya beracun bagi serangga. Tetapi juga bagi berbagai jenis hewan
lain, bahkan bagi manusia. Oleh karena itu, kita harus hati-hati
menyimpan bahan pembasmi serangga, terutama dari jangkauan anak-anak.
Sama seperti bahan pencuci, bahan pembasmi serangga juga tersedia
dalam berbagai bentuk dan merek. Ada yang berupa padatan, ada pula yang
berupa cairan. Cara penggunaannya juga beragam. Insektisida yang berupa
padatan ada yang ditaburkan sebagai bubuk atau dikemas seperti kapur
tulis, ada juga yang harus dibakar. Sedangkan yang berupa cairan ada
yang diuapkan dengan listrik, ada pula yang harus disemprotkan. Dalam
penggunaan obat nyamuk semprot, ada yang disemprot dengan alat seperti
pompa, ada pula yang sudah dikemas, sehingga siap pakai (berupa
aerosol). Obat nyamuk semprot seringkali bermasalah karena tetesannya
yang kurang halus, sehingga boros dan meninggalkan residu, sedangkan
obat nyamuk yang sudah dikemas berupa aerosol, tetesannya lebih halus
dan tidak meninggalkan residu tetapi harganya relatif mahal.
Berbagai jenis bahan kimia digunakan dalam pembasmi serangga. Di antaranya adalah propoksur, transflutrin dan permetrin.
Wangi Tidak Berarti Aman
Berbagai jenis produk pembasmi serangga beredar di pasaran. Sekarang
ini, bahkan ada produk pembasmi serangga yang diberi tambahan pewangi,
sehingga mengesankan produk itu aman bagi manusia. Meskipun demikian,
tidak ada pembasmi serangga yang aman bagi manusia. Hal ini dikarenakan
bahan kimia yang digunakan dalam pembasmi serangga tergolong zat yang
beracun, tidak hanya bagi serangga itu sendiri, akan tetapi juga bagi
manusia jika digunakan secara tidak tepat dan berlebihan.
Banyak iklan-iklan produk pembasmi serangga yang tidak mendidik,
sehingga masyarakat pengguna produk menjadi salah kaprah dalam
menggunakan produk tersebut. Jadi, meskipun wangi, tidak berarti produk
tersebut aman jika terhirup oleh kita. Dalam jangka pendek, pembasmi
serangga yang terhirup mungkin tidak akan terasa pengaruhnya bagi
kesehatan kita. Akan tetapi, dalam jangka panjang dapat berpengaruh
buruk pada kesehatan, misalnya dapat menyebabkan kanker. Oleh karena
itu, kita harus berhati-hati dalam penggunaannya